Ketua BEM UM Bima Menilai Calon Walikota Bima Paslon Nomor 1, Paslon Nomor 2 & 3 sebagai Calon Pemimpin Penakut

Ketua BEM UM Bima Menilai Calon Walikota Bima Paslon Nomor 1, Paslon Nomor 2 & 3 sebagai Calon Pemimpin Penakut
 Nabil Ketua BEM UM Bima


BIMA,(Beritantb.com) - Menyikapi berbagai alasan yang diberikan oleh Calon Walikota Bima Paslon Nomor 1, Paslon Nomor 2 dan Paslon Nomor 3 yang tidak ingin membersamai kegiatan Dialog Kemahasiswaan dalam menguji kemampuan gagasan di forum intelektual Bersama Mahasiswa dan Masyarakat Kota Bima yang akan di undang Oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bima (BEM UM Bima).


Nabil menyayangkan sikap Calon yang mementingkan kepentingan sendiri tanpa memperhatikan kepentingan publik.


"Kami sudah mengantarkan langsung undangan kepada para calon dan menganggupi untuk mengikuti kegiatan tersebut, namun beberapa kali kami menerima alasan yang tidak rasional sehingga kegiatan harus ditunda sampai hari ini, padahal sebagian besar masyarakat Kota Bima menunggu terlaksananya kegiatan tersebut", ungkapnya. Sabtu,(12/10/2024).


“Kita menginginkan pemimpin yang memiliki gagasan serta konsep untuk membangun Kota Bima yang berkemajuan dan berdaya saing serta memastikan tercapainya tujuan otonomi daerah yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat", jelasnya.


Selain itu, Dialog interaktif yang coba kami laksanakan merupakan upaya mewujudkan nawacita demokrasi serta mendorong percepatan reformasi birokrasi sebagimana Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010–2025. 

 

Para Calon wali kota Bima juga harus memahami Reformasi birokrasi secara komprehensif dengan tujuan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, serta memastikan birokrasi mengabdi kepada kepentingan rakyat bukan hanya akomodatif terhadap kelompok superior.

 

Oleh karena demikian, untuk mewujudkan reformasi birokrasi, Para calon wali kota seyogyanya berantusias atas inisiatif BEM UM Bima mengadakan sarana dialog interaktif guna memastikan para calon memiliki kesiapan yang utuh menghadapi Road Map Reformasi Birokrasi yang merupakan rencana rinci reformasi birokrasi setiap lima tahun sekali.


Reformasi birokrasi adalah proses penataan ulang birokrasi pemerintah secara menyeluruh, mulai dari tingkat tertinggi hingga terendah. Reformasi birokrasi bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). 


Masyarakat bima harus diselamatkan dari gaya politik pragmatis dan transaksional semata. ditengah dunia yang sedang mengalami regresi demokrasi BEM UM Bima memandang perlu menguji hipotesis gagasan para kandidat calon wali kota bima, sebagaimana yang dituangkan dalam visi dan misinya. 


Dengan demikian, Masyarakat bisa mendeteksi kualitas calon pemimpin daerah, saatnya masyarakat memilih pemimpin berdasarkan nurani dan keyakinannya tanpa dipengaruhi oleh faktor pragmatis. sehingga Kota Bima memiliki pemimpin yang kompeten dan berkomitmen membangun pemerintahan yang Baldatun toyyibatun warobbun ghofur.


"Bukan pemimpin yang hanya bicara dan membuat visi misi palsu untuk menarik pandangan masyarakat awam yang tidak memiliki basis keilmuan, kegiatan ini sebagai upaya melihat sejauh mana konsep dan gagasan para calon wali Wota Bima dalam memimpin Daerah satu periode kedepannya di mata Mahasiswa dan Masyarakat Kota Bima,” ujar Nabil


Menurutnya, Pilkada kali harus menjadi pilkada yang berbeda dari tahun sebelumnya. setidaknya Para Calon Walikota & Wakil Walikota Bima harus uji kompetensi kepemimpinannya.


Pria asal sarata kota Bima tersebut menyatakan bahwa keterbukaan Kampus sebagai laboratorium ilmu pengetahuan yang melahirkan seorang pemimpin yang memiliki konsep dan gagasan untuk Kota Bima 5 Tahun Kedepannya.


 “Tetapi kenyataannya para calon Walikota Bima tidak ingin hadir dalam membersamai kegiatan ini dengan berbagai macam alasan yang di berikan,” kata dia.


“Para Calon Walikota Bima yang seharusnya memberikan contoh yang baik untuk menjadi nahkoda untuk membawa arus perkembangan bagi Kota Bima justru membelot dan mengarahkan kapal ke pusaran yang menyebabkan lenyapnya tujuan dan timbulnya kerugian besar,” ujar dia.


Menurut Nabil, pemimpin memiliki pengaruh besar terhadap daerah yang dipimpin.


 “Baik buruknya suatu hasil adalah cipta karya tangan dan pemikiran seorang pemimpin,” tutupnya

Iklan